Kamis, 08 Desember 2011


1.         Pengumpulan Data dengan Wawancara/Interview
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan  makna dalam suatu topic tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.
    Macam – macam Interview/Wawancara:
a.       Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini seetiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data, maka diperlukan training kepada calon pewawancara.
b.      Wawancara SemiTerstruktur
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
c.       Wawancara tak Berstruktur
Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya,
Wawancara tak berstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti.
Dalam wawancara tidak berstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.

    Langkah – langkah wawancara
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk menngumpulkan data dalam penelitian yaitu:
a.       Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
b.      Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
c.       Membuka atau mengawali alur wawancara.
d.      Melangsungkan alur wawancara.
e.       Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
f.       Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
g.      Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

    Jenis – jenis Pertanyaan dalam wawancara
Patton dalam Molleong (2002) menggolongkan enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan yaitu:
a.       Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengalaman yang telah dialami oleh informan atau subyek yang diteliti dalam hidupnya. Hasil dari wawancara ini, selanjutnya peneliti dapat mengkonstruksi profil kehidupan seseorang sejak lahir sampai akhir hayatnya.
b.      Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
Ada kalanya peneliti ingin meminta pendapat kepada informan terhadap data yang diperoleh dari sumber data tertentu. Oleh karena itu peneliti pertanyaan yang dilontarkan kepada informan berkenaan dengan pendapatnya tentang data tersebut.
c.       Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
Mendapatkan data tentang perasaan orang yang sifatnya afektif lebih sulit dibandingkan mendapatkan data yang sifatnya kognitif atau psikhomotorik. Namun demikian perasaan orang yang sedang susah atau senang dapat terlihat dari ekspresi wajahnya. Oleh karena itu pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan seseorang menggunakan pertanyaan tidak langsung.
d.      Pertanyaan tentang pengetahuan
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan informan suatu kasus atau peristiwa yang mungkin diketahui. Mereka ini dipilih menjadi narasumber karena diduga ia ikut terlibat dalam peristiwa tersebut.  
e.       Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan data atau informasi karena yang bersangutan melihat, mendengarkan, meraba dan mencium suatu peristiwa.
f.       Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang atau demografi
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan latar belakang subyek yang dipelajari yang meliputi status social ekonomi, latar belakang pendidikan, asal usul, tempat lahir, usia, pekerjaan, dan lain-lain.



 Alat – alat Wawancara:
Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat-alat sebagai berikut:
a.       Buku catatan
Berfungsi: untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.
b.      Tape recorder
Berfungsi: untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan.
c.       Camera
Untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data.

 Mencatat Hasil Wawancara
Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selelsai melakukan wawancara agar tidak lupa bahkan hilang. Karena wawancara dilakukan secara terbuka dan tidak berstruktur, maka peneliti perlu membuat rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara. Dari berbagai sumber data, perlu dicatat mana data yang dianggap penting, yang tidak penting, data yang sama dikelompokkan. Hubungan satu data dengan data yang lain perlu dikonstruksikan, sehingga menghasilkan pola dan makna tertentu. Data yang masih diragukanperlu ditanyakan kembali kepada narasumber data lama atau yang baru agar memperoleh ketuntasan dan kepastian.

Tidak ada komentar: